Sebuah nama besar Maharaja Khatib Sri Kusuma Gusti Muhammad Ali identik
dengan sejarah penyebaran Islam di
Kapuas hulu, di bawah naungan bendera kerajaan Selimbau Darussalam pada abad ke
18 masehi, namun tidak banyak pakar sejarah yang mangetahui atau bahkan sama sekali
tidak mengetahui tentang misteri yang menyelimuti sejarah orang besar yang satu ini.
Ia terlahir dengan nama Gusti Muhammad Ali pada abad ke 18 masehi zaman pemerintahan Sri Paduka yang maha mulia yang dipertuan agung Panembahan Haji Gusti Muhammad Abbas Suryanegara (raja Selimbau ke 23). Maharaja Khatib Sri Kusuma adalah seorang menteri agama kerajaan Selimbau yang pernah mengajar ilmu-ilmu islam di daerah Buwak Limbang dan sepanjang wilayah Pengkadan kini.
Ia terlahir dengan nama Gusti Muhammad Ali pada abad ke 18 masehi zaman pemerintahan Sri Paduka yang maha mulia yang dipertuan agung Panembahan Haji Gusti Muhammad Abbas Suryanegara (raja Selimbau ke 23). Maharaja Khatib Sri Kusuma adalah seorang menteri agama kerajaan Selimbau yang pernah mengajar ilmu-ilmu islam di daerah Buwak Limbang dan sepanjang wilayah Pengkadan kini.
Ia terlahir sebagai anak yang
cerdas dalam gemblengan orang tuanya yang juga taat dalam pendidikan agama
islam, ia telah mampu menamatkan bacaan Al-Qur'an pada usianya menginjak lima
tahun.
Pada masa remajanya telah cukup
ilmu agamanya menyangkut fiqih dan tassawuf dan ia juga pernah bermukim di
negeri Mekkah Al-Muqarramah sembari menulis buku yang berjudul Darrussamin.
Kitab itu masih tersimpan di Selimbau berupa tulisan tangan asli Maharaja Khatib Sri Kusuma. Kitab ini juga
merupakan tolok ukur penelitian tentang kemajuan islam kapuas hulu pada masa
lampau.
Selain
kitab Darussamin, Maharaja
Khatib Sri Kusuma juga meninggalkan karangan syair kejadian negeri
Selimbau
dari zaman islam dan hindu dan berdasarkan syair yang di buat beliau
pada
muharram 1303 hijriyah tersebut diketahui bahwa islam di kapuas hulu
disiarkan di bawah panji-panji kerajaan Selimbau Darussalam, namun beberapa tulisan yang ditemui saat ini masih simpang siur tentang
sejarah penyebaran islam kapuas hulu.
Museum Leiden Belanda juga
mempunyai andil yang penting dalam menelusuri jejak sejarah kapuas hulu dengan
melacak dokumen-dokumen kerajaan yang tersimpan di museum itu. Adalah Donald
Tick seorang berkebangsaan Belanda yang banyak menyimpan sejarah kerajaan nusantara termasuk sejarah kerajaan Selimbau
atau Kapuas Hulu.
Sebuah cerita dari seorang nenek turunan maharaja Khatib sri Kusuma
berbunyi; “ dan ketika Maharaja Khatib Sri Kusuma pergi ke Buwak
Limbang, beliau dijemput oleh murid-muridnya dengan sebuah tandu kebesaran
agar kaki beliau tidak menginjak tanah, sehingga sampai di sebuah surau untuk
mereka belajar agama maka kaki Maharaja Khatib Sri Kusuma tidak terkena
tanah atau debu.”
Sebenarnya Buwak Limbang direncanakan juga sebagai bagian pemerintahan kerajaan Selimbau pada masa masa
selanjutnya, namun keadaan politik Belanda dan Jepang membuat pupus rencana tersebut, ada banyak
bangsawan Selimbau mengambil istri di daerah Buwak Limbang, misalnya pangeran
haji muda Indra Sri Negara mempunyai istri bernama Hajjah Rahmah.
Maharaja Hatib Sri Kusuma lahir
Pada zaman pemerintahan Panembahan Haji Gusti Muhammad Abbas Suryanegara dan ia
Dewasa serta menjadi menteri agama
kerajaan Selimbau pada masa pemerintahan Panembahan Haji Muda Agong Paku Negara
Selimbau. Hubungan yang dekat antara Buwak Limbang dengan kerajaan Selimbau juga di buktikan dengan dimakamkannya seorang
Putri bernama Putri Masturi di Buwak Limbang.
Kehidupan Maharaja Khatib Sri Kusuma banyak dihabiskan dalam urusan agama islam dan penyebarannya di
sepanjang pedalaman embau, mawan, pengkadan, boyan dan kalis manday.
Begitulah yang tercantum dalam
manuscrift kuno yang masih tersimpan asli di negeri Selimbau kini.
Sumber : Abang Walidad
Sumber : Abang Walidad
3 komentar:
sejarah kampong kau keh..??
iya sjrh kmpung ku,,
Tulisan sejarah yang patut untuk diapresiasi. Terimakasih Yang Nulis Abang Walidad
Posting Komentar